Makna dari Sebuah Es Batu yang Mencair
Di alam kehidupan
semesta raya ini kita telah mengetahui berbagai jenis suatu benda. Jenis itu
adalah padat, cair, dan gas. Masing-masing benda mempunyai ciri khasnya. Benda
padat dengan struktur molekul yang sangat rapat, benda cair mempunyai struktur
molekul yang renggang sehingga dapat ditampung di wadah berbentuk apa saja.
Sedangkan benda padat yang mempunyai ciri molekul yang sangat renggang dan
bebas dari zat cair.
Diantara proses
perubahan benda ada satu yang sangat familiar di telinga kita yaitu contohnya
saja mencair. Proses ini terjadi ketika perubahan benda padat menjadi cair.
Tentu saja proses ini dipengaruhi oleh kalor dan suhu yang meninggi. Namun,
apakah kalian tau ada makna filosofis dibalik mencairnya sebuah es batu?
Kita tentu tahu bahwa
es batu yang bersuhu dingin ketika diletakkan di suhu yang lebih tinggi dari
suhu es batu tersebut maka es batu tersebut akan mencair. Kita analogikan diri
kita sebuah es batu yang panasnya suhu adalah masalah-masalah kita dikehidupan.
Sebagai manusia seharusnya kita belajar dari es batu yang dipanaskan akan
mencair. Kita mempunyai sebuah hati, kita dianugerahi akal pikiran yang
keduanya mengatur diri kita. Sudah selayaknya kita bersikap dingin, mencairkan
masalah serta mencari jalan keluarnya. Ketenangan, ketenteraman, kesahajaan dan
kedamaian mampu membuat kita cerdas berpikir mencari solusi permasalahan. Bukan
kita malah semakin panas dan menimbulkan emosi yang mengakibatkan konflik. Es
batu yang dingin membuat lingkungan disekitarnya ikut merasakan dingin.
Begitulah setiap orang yang dengan dingin hatinya dan cerdas akalnya akan
berdampak pada lingkungan disekitarnya. Dalam manusia terdapat suatu daging
yang mana jika daging itu baik maka baik pula seluruh tubuhnya, namun jika
daging itu rusak maka rusaklah pula seluruh tubuh manusia. Dan daging itu
adalah sebuah hati. Mari sama-sama kita menjaga hati dan akal pikiran kita agar
tetap dingin dan bersih yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan kita
dilingkungan kita tinggal.
Oddy Azis Saputra
Komentar
Posting Komentar